Kamis, 25 Mei 2017

Perkemahan Penuh Ketegangan

Perkemahan Penuh Ketegangan

Ini kisah nyata, dan bukan rekayasa kejadianya si sudah cukup lama tapi masih teringat jelas dibenakku, apa lagi ini adalah awal pertama mulanya aku mengalami ini. Singkat cerita, waktu itu pagi yang cerah dengan semangat. Waktu itu SMP ku akan melaksanakan perkemahan di Lindu Gedhe. Aku dan *sanggaku yang tentu dengan peserta lainnya sibuk melakukan persiapan buat perkemahan.
Jam 8 lebih kami berangkat kebumi perkemahan, setelah sampai kami mendirikan tenda. Ada yang berbagi tugas saat itu, banyak yang bilang si tempat itu angker. Segala hal dilarang yang jelas buat tidak nyaman dan bebas, sore itu aku dan teman-teman persiapan ISOMA sampai jam 7. Pada jam 8 kami mengadakan pensi antar sangga beserta api unggun.
Setengah dari kegiatannya sebut saja si (W.S) tiba-tiba pingsan tanpa sebab. Di susul sama si (A) yang tiba-tiba sakit. Karena keadaan tak memungkinkan apa lagi cuaca juga tidak mendukung membuat acara pensi itu berhenti. Tepat jam 11 kami disuruh masuk tenda untuk istirahat persiapan kegiatan besok. Hari sudah tengah malam, tiba-tiba terdengar teriakan yang keras dari (W.S) yang gak jelas entah dia sadar atau tidaknya si, dia meronta-ronta gak jelas gitu.
Buat suasana yang hening jadi agak tegang, pikiranku pun gak karuan. Silih waktu berganti pagi, aku buat sarapan masak nyuci piring dan lanjut kegiatan lain. (Singkat cerita saja ya), malam ke-2 perasaanku sudah gak jelas, gak enak, kejadian yang banyak kualami dan kulihat malam itu banyak yang mengalami kerasukan. Banyak yang menjerit tak karuan entah apa yang terjadi.
Dalam keadaan panik si (I) teriak gak jelas gara-gara dia dikamar mandi lihat orang tinggi besar yang katanya nyeramin, dia nangis terus. Di susul (W.S) yang dari kemarin gak sembuh-sembuh. Teman lainnya ada yang bilang lihat pocongan lah, inilah, itulah. Bagiku si mereka sedang mengkhayal saja karena kurang minum, tapi aku sendiri juga lihat kejadian aneh. Kakiku berat untuk jalan, entah kenapa susah serasa ada yang ngikut, pundak berat seperti bawa beban.
Ini baru pertamanya aku alami, entah aku tak sadar apa yang terjadi dengan diriku. Dari cerita teman-temanku dan guruku, aku menangis terus-terusan panggil nama ibu yang jelas aku biasa panggil “mak” biasa anak Jawa lah. Aku teriak-teriak gak jelas, aku juga gak sadar apa yang kualami waktu itu. Tiba-tiba aku ditengah lapangan dan disana aku dikerubungi banyak orang, yang aku heran adalah ibuku sudah ada disana menangis lihat keadaanku.
Badanku sudah lemas, sakit semua. Maka dari itu aku dipulangkan dari perkemahan karena badanku sudah panas semua. Guruku kena marah dari orang tua murid semua, banyak murid yang dibawa pulang sama orang tuanya. Sampai dirumah, aku dibawa ke kyai (orang pintar) disuruh mandi pakai air yang sudah didoakan. Selama 2 minggu aku gak berangkat sekolah gara-gara sakit.
5 puskesmas sudah aku datangi, tapi obat-obatan gak buat sembuh. Sampai ke dukun juga sih, disuruh minum air putih yang rasanya amis bagiku, mandi bunga juga sih. Berangkat sekolah tiba-tiba muka serasa panas, aku gak sadar lagi. Sampai beberapa jam, kata temanku aku bicara hal yang kacau dan *nyeleneh. Aku dalam keadaan sadar sudah dirumah dengan ditemani teman sekolahku.
Aku dilarang oleh orang tuaku untuk berangkat sekolah dulu, banyak pelajaran yang aku tinggalkan. Setelah beberapa hari kemudian aku berangkat kesekolah. Teman-temanku takut, mereka menjauh dariku. Aku merasa seolah dianak tirikan oleh mereka. Semenjak itu aku jadi dominan pendiam.

Tidak ada komentar:
Write komentar

Labels