Senin, 09 Juli 2018

Bedanya Sakit Perut karena Radang Pencernaan dengan Keracunan


Ini cara membedakan sakit perut yang disebabkan oleh radang pencernaan dengan keracunan.
Klikdokter.com, Jakarta Sakit perut merupakan salah satu keluhan kesehatan yang paling umum. Tapi tak banyak orang yang bisa langsung mengetahui apa penyebab di baliknya. Bagi sebagian besar orang, bagaimana membedakan sakit perut karena radang pencernaan dengan keracunan makanan, mungkin akan sulit.
Radang pencernaan, atau bahasa medisnya disebut gastroenteritis, adalah peradangan pada perut dan usus yang dapat menimbulkan sakit perut hingga muntah. Keracunan makanan juga dapat menyebabkan gejala yang sama sehingga orang sering salah mendiagnosisnya. Untuk membedakan keduanya, Anda harus mengetahui tak hanya gejala tetapi juga penyebab dan masa inkubasinya.
Berikut perbedaan antara gastroenteritis dengan keracunan makanan, seperti dilansir Healthline dan Mayo Clinic:

Gastroenteritis

Penyebab terjadinya gastroenteritis adalah virus, seperti norovirus dan rotavirus. Masa inkubasinya sekitar 24-48 jam setelah terpapar virus. Anda dapat terserang gastroenteritis melalui kontak dengan orang yang terinfeksi, atau mengonsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi.
Tanda dan gejala gastroenteritis meliputi diare atau konstipasi, demam, muntah, mual, sakit perut, otot-otot kaku, dan penurunan berat badan. Biasanya gejala berlangsung hanya sehari hingga dua hari. Namun kondisi tersebut kadang juga dapat bertahan sampai sepuluh hari. Jika gejalanya tidak sembuh-sembuh dalam waktu lama, segera periksakan diri ke dokter.
Cara terbaik untuk mencegah gastroenteritis adalah dengan rutin mencuci tangan, baik ketika sakit atau saat berada di dekat orang yang sakit serta melakukan vaksin rotavirus.
Tidak ada penanganan medis yang spesifik untuk gastroenteritis. Antibiotik pun tidak efektif untuk membunuh virus. Hal utama dalam pengobatan gastroenteritis adalah mencegah terjadinya dehidrasi. Jadi waspadalah dengan tanda-tanda dehidrasi, dan pastikan untuk cukup minum air. Anda harus segera ke dokter jika merasa mengalami dehidrasi.

Keracunan makanan

Keracunan makanan disebabkan oleh bakteri, virus, atau parasit. Masa inkubasinya antara 2-6 jam setelah mengonsumsi makanan yang telah terkontaminasi atau kurang dimasak matang.
Tanda dan gejala keracunan makanan, yaitu diare, kram perut, demam, lemas, rasa tidak enak badan, nyeri otot, sakit kepala, berkeringat, mata bengkak, sulit bernapas, dan haus. Umumnya gejala ini tidak bertahan lebih dari dua hari. Perlu diketahui juga bahwa keracunan makanan bisa terjadi pada siapa saja, tapi mereka yang paling sering terkena adalah bayi, anak-anak, dan lansia.
Keracunan makanan dapat dihindari dengan menyiapkan makanan secara bersih, memasak daging dengan matang, membuang makanan yang dirasa sudah basi, dan sebagainya.
Keracunan makanan yang bersifat ringan bisa diatasi di rumah, yakni dengan istirahat cukup dan obat penurun demam. Segera periksa ke dokter jika keracunan tersebut disertai dengan:
  • Darah atau nanah di feses
  • Diare lebih dari lima hari pada orang dewasa atau lebih dari dua hari pada bayi dan anak-anak
  • Demam di atas 38 derajat Celsius
  • Ada tanda dan gejala dehidrasi
  • Ada tanda dan gejala botulisme
Gejala dari gastroenteritis dan keracunan makanan memang hampir sama. Keduanya sama-sama dapat memicu sakit perut. Tapi ingatlah, keracunan makanan biasanya langsung menimbulkan gejala setelah paparan, lebih parah dari gejala gastroenteritis, dan lebih pendek dari segi durasi dibanding gejala gastroenteritis.
Keracunan makanan lebih mungkin memerlukan penanganan medis karena gejalanya yang lebih parah dari gejala gastroenteritis. Jika Anda tidak yakin apa penyebab sakit perut yang dialami – apakah karena radang pencernaan, keracunan makanan, atau hal lain segera cek langsung ke dokter supaya aman. Pemeriksaan yang tepat dan penanganan yang tepat oleh dokter akan mencegah sakit perut yang Anda alami semakin memburuk.

Tidak ada komentar:
Write komentar

Labels